Kesasar itu gak buruk, selama kita masih bisa jalan... jadi bisa pulang.
Acc. to me, kesasar itu bisa dikarenakan ketidaktahuan atau keterpaksaan. Kemarin aja waktu pulang dari test di Semarang, saya terpaksa kesasar lebih jauh dari jalan pintas karena salah belok. Salah beloknya karena ngikutin orang di depan saya, untung sih daripada masuk perumahan. Saya ngikutin cowok-cowok di depan aja lah. Haha... Udah tau sih kalau jalannya salah, tapi apa salahnya coba jalan baru. Dulu pernah sekali sama rekan saya lewat situ, tapi karena capek and konsentrasi bonceng jadi gatau jalannya. Then, kemarin saya mencoba sendiri lewat jalan raya. Persetin with polices deh. Walaupun masih trauma ditilang, yang penting saya ngikutin arus LL yang baik dan benar saja. Kalo ada persimpangan, belokan, jalan-jalan apa, rendahin kecepatan motor. Asal belok deh, tapi ngikutin insting. Sempet khawatir, kok gak sampai-sampai ya??? Tapi akhirnya bisa ketemu jalan yang kayaknya pernah saya lewati, dan sampailah di rumah (Ceritanya lagi nginep di rumah saudara, jarang-jarang saya ke Semarangnya). Bedanya sangat signifikan lewat jalan raya sama jalan dalem. Lewat jalan pintas sih enak, ga terlalu ramai, plus pemandangannya oke, walaupun sedikit bahaya kalau jalan udah sepi, waktunya cuma 20menitan lagi. Tapi lewat jalan raya, udah rame, macet, harus tetep waspada, lama banget jadinya krana agak jauh emang. Berapa, dari jam11 sampe jam 12 : 1 JAM....
Sama halnya apabila kita tersasar jauh dari tujuan hidup kita, misalnya masuk ke sekolah yang gak sesuai dengan hobby atau dapat kerja di tempat yang gak sesuai dengan keinginan. Kayaknya gak nyaman aja awalnya, tapi take it easy lah. Siapa tau kita dapet pengalaman dan ilmu baru. Dan dari situlah kita tau sesuatu dan hubungannya dengan kehidupan kita. Tidak bisa dipungkiri itu pasti bisa bermanfaat bagi hidup kita nanti. Mumpung masih muda, masih hidup, masih bebas, galilah ilmu sedalam-dalamnya kalau tidak bisa dalam mungkin sebanyak-banyaknya. Tapi, ingat ilmu yang dalam dan ilmu yang banyak itu beda. Tergantung dari pengartian filosofisnya, uhhuy. Ilmu yang dalam mengacu pada suatu ilmu yang betul-betul kita dalami dan pelajari. Sedang ilmu yang banyak, menurut saya bervariasi. Misal kita hanya ingin mempelajari atau mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan kita, apakah itu ilmu kesehatan, memperbaiki sesuatu, memasak ataupun yang lain-lain walau hanya sepintas tahu.
Kembali pada tersasarnya hidup kita ke arah lain, sekarang kita bayangkan kalau saja kita tersasar ke arah yang tidak positif alias negatif. Dari pergaulan, pekerjaan atau lingkungan yang negatif. Pergaulan bebas, tersangkut jaringan narkoba, atau masuk ke lubang hitam dunia serangga yang bermetamorfosa di waktu malam. Mungkin juga karena keterpaksaan, atau keingintahuan. Saya tambah untuk sebab dari kesasar itu (keingintahuan). Ya, kita udah taulah bagaimana bisa terjadi seperti itu. Memang kelihatannya negatif dan tidak ada baiknya, tapi kalau bisa menemukan jalan pulang atau bisa lurus kembali kemungkinan mereka yang tersasar dalam hal negatif itu akan bisa menjadi lebih baik karena takut akan kesasar ke dunia itu lagi. Kalaupun sudah terlanjur dan memang tidak bisa menemukan jalan kembali, itu adalah takdir dan menjadi tanggung jawab mereka pada yang di atas. Juga menjadi tanggung jawab kita selaku orang yang tau kemana jalan mereka harusnya mengarah. Terkadang kita tidak peduli atau peduli kepada orang-orang seperti itu, tetapi sangat sulit untuk mengatakan hal yang sesungguhnya kepada mereka. Mungkin karena kita bukan siapa-siapa, atau mereka adalah orang dekat kita tapi sudah tidak bisa diarahkan lagi. Kalaupun begitu, itu sudah bukan menjadi tanggung jawab anda lagi. Kecuali bila anda Pak RT, RW, atau Kades setempat, anda bisa membuat keputusan untuk orang-orang seperti itu. Biarlah mereka bertanggung jawab atas perbuatan mereka sendiri.
Yah, orang yang kesasar suatu saat pasti akan menemukan kembali jalan pulang. Itu pasti, kecuali bila Sang Kuasa tidak berkehendak. Bila anda tersesat di jalan, janganlah malu bertanya. Tapi, lihat dulu info yang bisa anda dapatkan di sekitar. Jadi nggak terlalu merepotkan orang. Plus jikalau anda ingin pergi jauh jangan lupa untuk sedia payung sebelum hujan. Siapkanlah apa saja yang kira-kira anda perlukan dalam perjalanan. Ini semua pun bisa anda terapkan untuk perjalanan hidup anda. Selama anda mengerti apa yang saya tuliskan dan sehati dengan saya.
Mungkin anda bingung, ini tulisan apa. Mulai dari curcol, hampir mirip guru BK ceramah, sok filosofis, tips perjalanan, tulisan aneh! Mungkin anda mulai berhenti membacanya karena terlalu tidak penting, pleonastis, dan tidak mengerti sama sekali akan semua hubungan yang ada di tulisan ini. Tapi saya harap, tulisan ini bisa bermanfaat. Minimal untuk diri saya sendiri untuk masih mengingat kejadian yang saya alami dan saya renungkan selama ini. Atau untuk anda, yang hanya ingin membuang waktu (jangan buang waktu ya) atau meluangkan sedikit waktu untuk membaca tulisan saya. Daripada semakin absurd, saya sudahi saja dengan terima kasih. Karena terbatas hanya ini yang bisa saya sampaikan. Salamualaikum :)
Acc. to me, kesasar itu bisa dikarenakan ketidaktahuan atau keterpaksaan. Kemarin aja waktu pulang dari test di Semarang, saya terpaksa kesasar lebih jauh dari jalan pintas karena salah belok. Salah beloknya karena ngikutin orang di depan saya, untung sih daripada masuk perumahan. Saya ngikutin cowok-cowok di depan aja lah. Haha... Udah tau sih kalau jalannya salah, tapi apa salahnya coba jalan baru. Dulu pernah sekali sama rekan saya lewat situ, tapi karena capek and konsentrasi bonceng jadi gatau jalannya. Then, kemarin saya mencoba sendiri lewat jalan raya. Persetin with polices deh. Walaupun masih trauma ditilang, yang penting saya ngikutin arus LL yang baik dan benar saja. Kalo ada persimpangan, belokan, jalan-jalan apa, rendahin kecepatan motor. Asal belok deh, tapi ngikutin insting. Sempet khawatir, kok gak sampai-sampai ya??? Tapi akhirnya bisa ketemu jalan yang kayaknya pernah saya lewati, dan sampailah di rumah (Ceritanya lagi nginep di rumah saudara, jarang-jarang saya ke Semarangnya). Bedanya sangat signifikan lewat jalan raya sama jalan dalem. Lewat jalan pintas sih enak, ga terlalu ramai, plus pemandangannya oke, walaupun sedikit bahaya kalau jalan udah sepi, waktunya cuma 20menitan lagi. Tapi lewat jalan raya, udah rame, macet, harus tetep waspada, lama banget jadinya krana agak jauh emang. Berapa, dari jam11 sampe jam 12 : 1 JAM....
Sama halnya apabila kita tersasar jauh dari tujuan hidup kita, misalnya masuk ke sekolah yang gak sesuai dengan hobby atau dapat kerja di tempat yang gak sesuai dengan keinginan. Kayaknya gak nyaman aja awalnya, tapi take it easy lah. Siapa tau kita dapet pengalaman dan ilmu baru. Dan dari situlah kita tau sesuatu dan hubungannya dengan kehidupan kita. Tidak bisa dipungkiri itu pasti bisa bermanfaat bagi hidup kita nanti. Mumpung masih muda, masih hidup, masih bebas, galilah ilmu sedalam-dalamnya kalau tidak bisa dalam mungkin sebanyak-banyaknya. Tapi, ingat ilmu yang dalam dan ilmu yang banyak itu beda. Tergantung dari pengartian filosofisnya, uhhuy. Ilmu yang dalam mengacu pada suatu ilmu yang betul-betul kita dalami dan pelajari. Sedang ilmu yang banyak, menurut saya bervariasi. Misal kita hanya ingin mempelajari atau mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan kita, apakah itu ilmu kesehatan, memperbaiki sesuatu, memasak ataupun yang lain-lain walau hanya sepintas tahu.
Kembali pada tersasarnya hidup kita ke arah lain, sekarang kita bayangkan kalau saja kita tersasar ke arah yang tidak positif alias negatif. Dari pergaulan, pekerjaan atau lingkungan yang negatif. Pergaulan bebas, tersangkut jaringan narkoba, atau masuk ke lubang hitam dunia serangga yang bermetamorfosa di waktu malam. Mungkin juga karena keterpaksaan, atau keingintahuan. Saya tambah untuk sebab dari kesasar itu (keingintahuan). Ya, kita udah taulah bagaimana bisa terjadi seperti itu. Memang kelihatannya negatif dan tidak ada baiknya, tapi kalau bisa menemukan jalan pulang atau bisa lurus kembali kemungkinan mereka yang tersasar dalam hal negatif itu akan bisa menjadi lebih baik karena takut akan kesasar ke dunia itu lagi. Kalaupun sudah terlanjur dan memang tidak bisa menemukan jalan kembali, itu adalah takdir dan menjadi tanggung jawab mereka pada yang di atas. Juga menjadi tanggung jawab kita selaku orang yang tau kemana jalan mereka harusnya mengarah. Terkadang kita tidak peduli atau peduli kepada orang-orang seperti itu, tetapi sangat sulit untuk mengatakan hal yang sesungguhnya kepada mereka. Mungkin karena kita bukan siapa-siapa, atau mereka adalah orang dekat kita tapi sudah tidak bisa diarahkan lagi. Kalaupun begitu, itu sudah bukan menjadi tanggung jawab anda lagi. Kecuali bila anda Pak RT, RW, atau Kades setempat, anda bisa membuat keputusan untuk orang-orang seperti itu. Biarlah mereka bertanggung jawab atas perbuatan mereka sendiri.
Yah, orang yang kesasar suatu saat pasti akan menemukan kembali jalan pulang. Itu pasti, kecuali bila Sang Kuasa tidak berkehendak. Bila anda tersesat di jalan, janganlah malu bertanya. Tapi, lihat dulu info yang bisa anda dapatkan di sekitar. Jadi nggak terlalu merepotkan orang. Plus jikalau anda ingin pergi jauh jangan lupa untuk sedia payung sebelum hujan. Siapkanlah apa saja yang kira-kira anda perlukan dalam perjalanan. Ini semua pun bisa anda terapkan untuk perjalanan hidup anda. Selama anda mengerti apa yang saya tuliskan dan sehati dengan saya.
Mungkin anda bingung, ini tulisan apa. Mulai dari curcol, hampir mirip guru BK ceramah, sok filosofis, tips perjalanan, tulisan aneh! Mungkin anda mulai berhenti membacanya karena terlalu tidak penting, pleonastis, dan tidak mengerti sama sekali akan semua hubungan yang ada di tulisan ini. Tapi saya harap, tulisan ini bisa bermanfaat. Minimal untuk diri saya sendiri untuk masih mengingat kejadian yang saya alami dan saya renungkan selama ini. Atau untuk anda, yang hanya ingin membuang waktu (jangan buang waktu ya) atau meluangkan sedikit waktu untuk membaca tulisan saya. Daripada semakin absurd, saya sudahi saja dengan terima kasih. Karena terbatas hanya ini yang bisa saya sampaikan. Salamualaikum :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar