Pada suatu hari saya melihat sebuah berita di televisi. Bahwa kabinet yang dipimpin oleh SBY-Budiono mengalami kegagalan. Yah, seperti biasa dan pada kenyataannya juga mungkin? Bangsa ini selalu tidak mempercayai pemimpinnya sendiri, lalu bagaimana dan pemimpin seperti apa yang mereka inginkan? Bagaimanapun kita tidak mungkin menyamakan presiden yang dulu dan sekarang, karena setiap orang iut berbeda... Sekarang, daripada kecewa dengan kegagalan pemerintah Indonesia lebih baik kita melihat keberhasilan yang ada... Tapi keberhasilan apa ya? Saya pun bingung, tapi jadilah masyarakat yang baik saja... Dan selalu bersyukur...
Saya tidak ingin membicarakan tentang kegagalan atau keberhasilan pemerintah indonesia atau masalah politik negeri ini yang begitulah adanya. Tapi dari kata-kata si pembawa berita saya mendapat ide menulis artikel ini. Tentang kegagalan.
Orang bijak mengatakan kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Ya, itu hal yang bisa membuat kita tetap optimis untuk melakukan suatu usaha. Kegagalan sesungguhnya adalah apabila kita tidak melakukan suatu usaha pun dalam kehidupan ini.
Perbedaan antara kegagalan dari keberhasilan yang tertunda dan kegagalan yang sesungguhnya adalah. Apabila kita sudah berusahan dan gagal, maka katakanlah keberhasilan yang tertunda dan efek yang dihasilkan adalah sebuah kekecewaan. Sedangkan kegagalan sesungguhnya adalah apabila kita tak berani atau tak mau berusaha hingga melihat apa yang seharusnya bisa terjadi dan kesempatan yang telah lewat menghasilkan rasa penyesalan yang mendalam.
Orang optimis pasti memandang sebuah kegagalan sebagai keberhasilan yang tertunda, jadi kalau kali ini gagal kita pasti akan berhasil di kali lain. Yang penting adalah untuk tetap mencoba dan berusaha sekuat kemampuan kita. Lakukan apapun dengan kemampuan terbaik kita. InsyaAllah kita akan mendapatkan yang terbaik. Entah itu kegagalan atau keberhasilan. Kita harus sabar. Kegagalan memiliki banyak manfaat, kita bisa belajar dari kegagalan. Kegagalan orang lain atau diri sendiri.
Bagi orang perfeksionis seperti saya, saya tidak mau menyerah dengan apapun. Kecuail pasrah... Saya harus mendapatkan apa yang saya inginkan. Nothing impossible. Maka saya mencoba apapun yang saya inginkan, gagal berapa kali pun pasti masih ada harapan. Selama kita masih yakin pada Tuhan. Sudah 3kali saya tidak lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Saya pun sudah memikirkan strategi dan level PTN yang akan saya masuki. Tapi bila akhirnya gagal tahun ini, tahun depan tidak apalah. Kita masih bisa belajar lagi, atau mencari pengalaman baru dengan kursus ataupun bekerja. Itupun sebenarnya saya tidak niat-niat amat masuk ke perguruan tinggi, jadi mungkin emang saatnya mengalah dulu... Hehe...
Saya nggak pernah merasa takut, walaupun pesimis. Ini semua membuatku menjadi terbiasa dengan apapun. Gimana ya... Walaupun aku nggak bisa, ternyata ada yang lebih nggak bisa dari aku. Adapun kalau aku nggak bisa dan aku ingin mengungkapkannya, selalu ada yang melambungkan aku kembali. Bukan optimis sih, tapi tetap tenang dalam menghadapi apapun. Malah terkadang aku harus menghibur orang yang pesimis, padahal aku juga pesimis sendiri. Saat kamu sedang pesimis dalam keadaan itu, berpura-puralah optimis, hingga kamu akan menjadi benar-benar optimis. Berilah alasan kamu harus optimis... Kuatkan keyakinan bahwa kalau mau berusaha pasti bisa. Dan jangan lupa berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa.
Namun bagaimanapun juga, selain optimis kita juga harus realistis. Lihatlah peluang yang ada pada dirimu. Aku beruntung udah punya rasa percaya diri sama apa yang aku punya di diriku sendiri dan orang lain di sekitar aku. Walapun terkadang sangat tidak percaya diri. Tapi kalau jadi orang yang nggak pernah sukses dan nggak berpengalaman, mungkin akan beda aku ini jadinya. Cukup bersyukur saja lah jadi diri sendiri... Berusaha. Hanya itu yang harus dilakukan. Cobalah bermimpi dan wujudkan impian itu dengan realistis dan melihat kenyataan yang ada.
Akhirnya, apa ya, tulisan seperti ini mungkin sudah banyak dimuat dimana-mana tentang motivasi, pengembangan diri atau apalah. Yang jelas saya hanya menyampaikan ide dan opini saya serta sedikit curhat. Hehe... Semoga bermanfaat.
Saya tidak ingin membicarakan tentang kegagalan atau keberhasilan pemerintah indonesia atau masalah politik negeri ini yang begitulah adanya. Tapi dari kata-kata si pembawa berita saya mendapat ide menulis artikel ini. Tentang kegagalan.
Orang bijak mengatakan kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Ya, itu hal yang bisa membuat kita tetap optimis untuk melakukan suatu usaha. Kegagalan sesungguhnya adalah apabila kita tidak melakukan suatu usaha pun dalam kehidupan ini.
Perbedaan antara kegagalan dari keberhasilan yang tertunda dan kegagalan yang sesungguhnya adalah. Apabila kita sudah berusahan dan gagal, maka katakanlah keberhasilan yang tertunda dan efek yang dihasilkan adalah sebuah kekecewaan. Sedangkan kegagalan sesungguhnya adalah apabila kita tak berani atau tak mau berusaha hingga melihat apa yang seharusnya bisa terjadi dan kesempatan yang telah lewat menghasilkan rasa penyesalan yang mendalam.
Orang optimis pasti memandang sebuah kegagalan sebagai keberhasilan yang tertunda, jadi kalau kali ini gagal kita pasti akan berhasil di kali lain. Yang penting adalah untuk tetap mencoba dan berusaha sekuat kemampuan kita. Lakukan apapun dengan kemampuan terbaik kita. InsyaAllah kita akan mendapatkan yang terbaik. Entah itu kegagalan atau keberhasilan. Kita harus sabar. Kegagalan memiliki banyak manfaat, kita bisa belajar dari kegagalan. Kegagalan orang lain atau diri sendiri.
Bagi orang perfeksionis seperti saya, saya tidak mau menyerah dengan apapun. Kecuail pasrah... Saya harus mendapatkan apa yang saya inginkan. Nothing impossible. Maka saya mencoba apapun yang saya inginkan, gagal berapa kali pun pasti masih ada harapan. Selama kita masih yakin pada Tuhan. Sudah 3kali saya tidak lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Saya pun sudah memikirkan strategi dan level PTN yang akan saya masuki. Tapi bila akhirnya gagal tahun ini, tahun depan tidak apalah. Kita masih bisa belajar lagi, atau mencari pengalaman baru dengan kursus ataupun bekerja. Itupun sebenarnya saya tidak niat-niat amat masuk ke perguruan tinggi, jadi mungkin emang saatnya mengalah dulu... Hehe...
Saya nggak pernah merasa takut, walaupun pesimis. Ini semua membuatku menjadi terbiasa dengan apapun. Gimana ya... Walaupun aku nggak bisa, ternyata ada yang lebih nggak bisa dari aku. Adapun kalau aku nggak bisa dan aku ingin mengungkapkannya, selalu ada yang melambungkan aku kembali. Bukan optimis sih, tapi tetap tenang dalam menghadapi apapun. Malah terkadang aku harus menghibur orang yang pesimis, padahal aku juga pesimis sendiri. Saat kamu sedang pesimis dalam keadaan itu, berpura-puralah optimis, hingga kamu akan menjadi benar-benar optimis. Berilah alasan kamu harus optimis... Kuatkan keyakinan bahwa kalau mau berusaha pasti bisa. Dan jangan lupa berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa.
Namun bagaimanapun juga, selain optimis kita juga harus realistis. Lihatlah peluang yang ada pada dirimu. Aku beruntung udah punya rasa percaya diri sama apa yang aku punya di diriku sendiri dan orang lain di sekitar aku. Walapun terkadang sangat tidak percaya diri. Tapi kalau jadi orang yang nggak pernah sukses dan nggak berpengalaman, mungkin akan beda aku ini jadinya. Cukup bersyukur saja lah jadi diri sendiri... Berusaha. Hanya itu yang harus dilakukan. Cobalah bermimpi dan wujudkan impian itu dengan realistis dan melihat kenyataan yang ada.
Akhirnya, apa ya, tulisan seperti ini mungkin sudah banyak dimuat dimana-mana tentang motivasi, pengembangan diri atau apalah. Yang jelas saya hanya menyampaikan ide dan opini saya serta sedikit curhat. Hehe... Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar