Senin, 02 Mei 2011

Panjang kali Lebar kali Tinggi


Banyak orang yang mengetahui panjang lebar suatu balok, akan tetapi tak memperhatikan tingginya hingga tak mendapatkan volum. Banyak orang yang berbicara panjang lebar, tetapi pembicaraannya itu tidak tinggi alias tidak terlalu penting, atau pemikirannya kurang tinggi sehingga tidak menemukan inti, isi atau pokok masalah yang dibicarakan. Sebagaimana dalam matematika, jika kita mempunyai panjang dan lebar untuk menghitung sebuah persegi panjang kita hanya mendapatkan luas dan kelilingnya saja. Sedang apabila kita mempunyai tinggi-nya kita pasti dapat menemukan volum sebuah balok. Berbicara dengan panjang dan lebar saja memang mudah, karena omongan itu sepertinya tidak penting dan hanya berputar-putar dan berkeliling-keliling. Jika kita dapat menemukan tingginya suatu pembicaraan itu, kita mau berpikir lebih tinggi saja, kita pasti bisa menemukan sebuah inti dan bahkan pengetahuan yang baru. 
Pembicaraan merupakan sebuah ruang tiga dimensi yang melibatkan otak, mulut dan hati. Orang berbicara harus berpikir dengan otak, dipertimbangkan dengan hati dan diungkapkan dengan mulutnya.
Terkadang ada orang yang berbicara dengan panjang saja, atau lebar saja, atau tinggi saja hingga tak dapat dimengerti. Akan tetapi setiap omongan itu berguna tau tidak, penting atau tidak, itu tergantung yang berbicara dan mendengarkan. Dan ilmu dalam diri setiap orang itu berbeda-beda. Jadi intensitas panjang, lebar dan tingginya berbeda-beda. Ada orang yang cukup berbicara sedikit cukup dan lebih banyak mendengarkan, ada pula yang sedikit berbicara tapi tak mau mendengarkan. Ada pula yang banyak berbicara. Bedanya antara orang berilmu dan orang bodoh adalah topic yang dibicarakan, orang berilmu tentu membicarakan atau senang mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu atau menjelaskan secara panjang dan lebar, lebih baik lagi disertai tinggi. Sedang orang bodoh hanya membicarakan apa yang ada di otaknya yang mungkin menurut orang berilmu itu tidak penting. Namun terkadang orang bodohpun dapat memberikan inspirasi bagi orang pandai. Jadi tak selamanya orang bodoh berbicara tak berguna dan sebaliknya juga, tak selamanya orang berilmu membicarakan hal yang yang penting. Karena kita sebagai manusia memerlukan sedikit banyak refreshing untuk otak. Seperti olahraga kata-kata ini.
Begitu banyak yang ingin saya jabarkan secara panjang lebar dan tinggi di dalam tulisan pleonastis ini. Namun, jika terlalu banyak kata-kata pleonastis yang ada dan anda dibuat sibuk olehnya tentu akan membuang waktu yang sangat berharaga. Karena tulisan ini juga saya buat untuk membuang waktu saja. Hhe… Tapi jikalau tulisan ini bermanfaat dan dapat diambil sisi baiknya tentu saya akan sangat bahagia sekali. Terima Kasih.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar