Minggu, 28 Agustus 2016

Menggerakkan hati pada qur'an

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan mendengarkan musik menurut saya. Tapi sebagian orang atau sekelumit saja tidak menyukai musik. Karena Rasulullah pernah bersabda, bahwa akan ada saat dimana orang-orang itu lebih menyukai musik atau nyanyian-nyanyian dan perkara dunia yang melalaikan. Padahal dengan musik hati rasanya bisa lebih gembira, lebih tenang atau bahkan tambah baper, hehe...
Di jaman yang serba canggih seperti ini, dan banyak fitnah serta hoax yang bertebaran. Dimana hati manusia tak semuanya bisa semurni asalnya, serta pemikiran yang banyak terlena lena. Musik telah menjadi bagian dari kehidupan, mulai dari suara alat musik saja, sampai suara manusia yang dimusikkan atau nyanyian. Sekarang, siapa yang tidak suka musik? Musik banyak dimanfaatkan menjadi hal yang baik dan bermanfaat, namun banyak juga yang melalaikan. Karena jika sedih, senang atau galau kita jadi mendengarkan musik untuk menenangkan diri. Kenapa tidak mengingat Allah saja? Nah, disitulah musik melalaikan manusia. Karena musik hati manusia menjadi tenang, lalu mulai melupakan Allah...
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang." Q.S. Ar-Ra'du:28)
Lalu berarti karena semua itu, kita tidak ingat pada Allah. Ya, terkadang sebagai manusia, bahkan yang sudah terang-terang dan penuh keyakinan menjaga iman saja kita masih digoda. Sholat, yang harusnya bisa mencegah kita pada perbuatan munkar bisa saja hanya menjadi formalitas. Sholat untuk taubat sebentar, lalu melakukan maksiat kembali. Atau bahkan dalam sholat pun masih terasa  getaran yang menuntut pada maksiat. Astaghfirullahal'adzim.... Istighfar berulang-ulang pun masih saja rasa itu memaksa pada maksiat. Lalu bagaimana?
Sebuah kebaikan patutnyalah harus dipaksakan. Jauh-jauh buang rasa itu, kita tahu, Allah maha tahu. Maka dari itu berdzikir dan berdoa menjadi langkah utama menghindari maksiat yang mengejar kita. Taubatan nasuha, kadang memang sulit dilakukan hingga kita mendapatkan suatu peringatan yang jelas. Mulai menata hati dan menentukan prinsip yang pasti dalam diri. Bahwa kamu tidak akan melupakan Allah bagaimanapun juga. Seorang yang hatinya selalu ingat pada Allah, pasti lisannya pun dipenuhi dengan dzikir, dan perbuatannya lebih terjaga dari dosa.
Nah, daripada terbawa oleh musik dan melupakan Allah, kenapa kita tidak membaca qur'an saja? Minimal mendengarkannya. Percayalah, dengan mendengarkan tilawah qur'an saja hati akan terasa lebih tenang. Tenangnya denger musik klasik sama lantunan ayat al-quran itu beda.
Pernahkah terpikir kenapa selama ini kita mudah sekali menghafalkan syair lagu daripada ayat al-qur'an? Mungkin karena bahasanya lebih familiar? Atau musiknya lebih mudah diikuti? Padahal kitapun setiap hari membaca ayat quran dalam sholat, walaupun itu-itu saja. Ya, ayat al-qur'an memang sakral. Ada tempat diharamkannya dibaca (toilet, kamar mandi ), dan orang-orang yang dilarang membaca (wanita haid). Namun mendengarkannya saja terkadang mendapatkan pahala. Maka, biasakanlah mendengarkan ayat qur'an dimanapun berada. Niscaya, kita akan terbiasa dan lama-lama hafal. Seperti metode-metode yang diterapkan oleh para hafidz atau penjaga qur'an. Saat kita kecil kita belajar dengan melihat dan mendengarkan, sampai sekarang pun kita masih bisa mendengarkannya. Jika tidak sempat melihat atau membaca sendiri. Biasakan mendengarkan ayat qur'an, maka kita akan segera hafal, insyaallah...  Karena apa yang terbiasa ada di otak kita lama-lama akan tertanam subur nantinya.
Berikut ini adalah sebuah video yang memperdengarkan lantunan ayat suci qur'an yang merdu dan menenangkan oleh Mishari Rashid Alafasy atau Abu Rasyid dari Kuwait. Mari menggerakkan hati kita pada qur'an, semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar