Sebenarnya postingan ini bukan berisi tentang tips, trik ataupun bagaimana membuat judul skripsi. Hanya saja akhir-akhir ini banyak sekali teman, adik tingkat atau relasi yang meminta bimbingan kepada saya untuk membuat skripsi. Tapi, jangankan skripsi, membuat judulnya saja masih pada bingung. Dan ditambah, passion belajar yang timbul tenggelam membuat saya kepikiran...
Dalam bidang IT atau Teknologi Informasi, banyak sekali hal yang bisa dipelajari. Banyak sekali kebutuhan yang berhubungan dengan bidang TI yang membutuhkan keahlian tertentu. Untuk bisa menguasai satu bahasa saja diperlukan pemahaman yang mendalam, belum lagi bahasa atau teknologi yang terus berkembang yang jika kita tidak bisa mengikuti maka kita akan ketinggalan.
Permasalahannya kini adalah, perlukah kita menguasai semua teknologi atau bidang ilmu TI itu?
Dulu saat kuliah S1 Sistem Informasi, banyak sekali mata kuliah yang saya dapatkan. Walaupun hanya dasar saja, namun saya sadar bahwa kuliah itu tidak ada apa-apanya jika kita tidak belajar dan mencoba sendiri. Trial and eror adalah hal biasa dalam IT. Apa target saya ketika kuliah? Mencari ilmu sebanyak-banyaknya, namun apa yang diajarkan di perkuliahan hanya kulit luar yang bahkan tidak bisa mencapai stratum lucidum dalam lapisan epidermis kulit manusia.
Sadar lagi ketika tahu memang begitulah perkuliahan, hanya sebagai trigger untuk menggali ilmu lebih dalam lagi. Yang menjadi kendala adalah, ketika semua ilmu itu diajarkan hanya sekilas saja tanpa kita memiliki keahlian atau menguasai salah satunya. Maka Tugas Akhir seakan menjadi tugas terbesar dan terberat, namun bagi saya itu adalah sebuah kesempatan untuk benar-benar serius mendalami satu ilmu demi menghasilkan karya yang luar biasa. Membuktikan diri jika saya telah berkuliah dengan baik dan berhak lulus dengan menyandang gelar Sarjana Komputer.
Dan Skripsi atau Tugas Akhir itu merupakan sebuah awal.
Sedikit bercerita tentang proses penyelesaian skripsi saya, dahulu kala saya telah menyiapkan materi skripsi saya sejak dahulu kala dari semester tiga. Namun di tengah-tengah penentuan judul dan projek yang mendera saya kala itu saya menjadi bingung. Apa saya teruskan impian saya membuat sistem yang sudah saya siapkan sebelumnya, sedangkan saya tengah mendapatkan projek latihan untuk membuat sistem baru, apa saya memakai projek itu saja ya? Hingga akhirnya seorang kakak menyarankan untuk mengambil judul penelitian "data mining".
Ah? Apa itu data mining? Meskipun dalam KHS saya sudah terisi nilai data mining yang bernilai bagus, namun sebenarnya saya belum pernah mengikuti kuliah data mining. Nilai itu merupakan hasil konversi dari mata kuliah yang hampir berkaitan namun telah berganti karena konversi kurikulum pendidikan Indonesia yang cukup membingungkan.
Mulai dari sana, karena judul yang cukup berbeda dan jarang yang mengambil, akhirnya saya tekatkan mengambil tema data mining dengan judul yang panjang dan direvisi berulang kali, hihi. Kenapa saya nekat mengambil judul itu? Karena gampang di-ACC dan ingin mencari tantangan. Di samping beberapa pertimbangan bahwa sudah ada yang pernah membuat skripsi seperti demikian dan saya dikelilingi oleh ahlinya, hehe. Minimal punya kenalan yang bisa ngajarin. Banyak sekali bantuan yang saya dapatkan saat membuat skripsi kala itu. Dan dengan percaya diri, sedikit mengendur, dan dipaksakan akhirnya saya bisa menyelesaikannya dalam waktu 4 bulan saja. Kuselesaikan skripsi dengan bismillah, walaupun saat itu jika ditanya wisuda sekarang? Saya hanya bisa menjawab "Hanya Keajaiban".
Dan keajaiban itu pun terjadi, akhirnya saya bisa menyelesaikan skripsi dengan baik. Bahkan, lulus dalam waktu yang singkat yang sebenarnya saya masih betah di kampus, hehe. Cukup dengan skripsi, ternyata dari situ saya bisa mengerjakan sesuatu yang tidak saya kuasai sebelumnya. Biasanya mahasiswa dituntut untuk membuat satu judul skripsi, sedangkan memang banyak sekali keahlian yang dibutuhkan saat ini. Nah, pertanyaannya : Apakah kita harus mendalami satu ilmu saja, atau perlu mengetahui semuanya?
Mungkin ada, yang berawal dari judul skripsi jadi cinta. Karena telah fasih diuji dalam skripsi seperti saya. Yang memang baru mendalami pembuatan web dalam waktu dua semester dan mendapat ujian data mining untuk tugas akhir. Akhirnya saya ingin mendalami pembuatan web yaitu dengan bahasa pemrograman PHP. Namun setelah keluar dari dunia perkuliahan dan banyak melihat realita pekerjaan, ternyata banyak sekali bidang ilmu yang perlu dikuasai. Bahkan satu bahasa pemrograman memiliki banyak sekali framework. Seperti PHP yang memiliki beberapa framework seperti Codeigniter, laravel, yii, cakephp dan lain-lainnya. Saat ini saya masih belajar, native PHP masih cukup mudah dan berhasil saya taklukkan dengan baik, namun menginjak framework codeigniter dan lalu masih penasaran dengan laravel. Namun, hmmm masih banyak lagi framework PHP yang lain. Serta bahasa pemrograman yang lain. Bagaimana jika saya selesai dengan framework yang ini lalu bosan, meninggalkan yang lama lalu belajar yang baru. Bagaimana nasib framework yang dulu saya tinggalkan? Lupa! Hehe... Lalu ingin belajar bahasa pemrograman yang lain lagi.
Rasanya saya masih perlu mencari jati diri bahasa yang ingin saya kuasai. Dan itu semua juga karena tuntutan teknologi yang terus berkembang. Tuntutan pekerjaan membuat kita harus menyesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan, memang satu bahasa saja cukup selama kita terus mengikuti perkembangannya. Tapi untuk keluar dari zona nyaman juga saya rasa perlu, karena bahasa pemrograman bukan php saja. Masih ada ruby, phyton, javascript, c dan lain-lain yang perlu diketahui. Terlebih ketika saya tanyakan kepada beberapa kawan yang sudah lebih dulu berkecimpung dan jalan-jalan jauh dengan ilmunya dalam sebuah profesi ternyata saya ketinggalan jauh sekali.
Nah, keputusan ada pada kita. Tuntutan hidup, tuntutan profesi, adalah yang terkadang menentukan kita mau kemana dan berbuat apa. Ada kalanya kita dituntut untuk mengembangkan suatu sistem saja, mendalami dengan satu framework saja. Terkadang ada rasa penasaran untuk menggabungkannya dengan framework yang lain atau membuat framework sendiri. Juga passion, atau semangat ingin tahu, "out of the box" thinking, menentukan takdir kita dalam dunia IT.
Akhirnya, jika anda mengalami kebingungan dalam mencerna artikel saya, saya juga sebenarnya masih bingung, hehe. Kembalikan saja ke pertanyaan, perlukah menguasai semua bidang IT atau memperlajari semua bahasa pemrograman. Jawabannya akan kembali ke diri kita masing-masing, lalu bagaimana menurut kamu?
Terus itu Kesimpulan semacam perenungan atau gimana mbak ? hehe
BalasHapussharing aja, terus nanyain apa yang kamu pikirkan ttg hal itu
BalasHapusData mining ya.... 😂😂😂
HapusKelihatannya keren tuh' but Hrs memulai dr nol, saya sebagai org awam... 😣
Data mining ya.... 😂😂😂
HapusKelihatannya keren tuh' but Hrs memulai dr nol, saya sebagai org awam... 😣
keep on learning man! yang penting niat dan semangat
Hapus